MAKAN DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

MAKAN DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Oleh :
Puput Melati
150302038
Manajemen Sumberdaya Perairan/B





download.png









BIOLOGI PERIKANAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Perikanan yang berjudul “Makan dan Kebiasaan Makan Ikan Mas (Cyprinus carpio)”. Makalah ini merupakan salah satu tugas  pada atakuliah Biologi Perikanan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ani Suryanti, S. Pi, M. Si, Ibu Desrita S.Pi, M. Si dan Bapak Indra Lesmana, S. Pi, M.Si  sebagai dosen penanggung jawab matakuliah Biologi Perikanan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini, demikianlah makalah ini penulis selesaikan, penulis ucapkan terimakasih.
                    
                                                                                                                                                                                                                        Medan,      Juni  2017


                                                                                                                                            Penulis        





















DAFTAR ISI
                                                                                                                 Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................              i
DAFTAR ISI  ...........................................................................................................            ii
PENDAHULUAN
            Latar Belakang  ..............................................................................................             1 
            Tujuan Penulisan.............................................................................................             3
            Manfaat Penulisan ..........................................................................................             3
TINJAUAN PUSTAKA
            Ikan Mas (Cyprinus carpio)............................................................................             4
            Makanan Ikan Mas (Cyprinus carpio)............................................................             5
            Kebiasaan Makan Ikan Mas (Cyprinus carpio)..............................................             7
PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN
            Kesimpulan  ....................................................................................................           12
            Saran ...............................................................................................................           12
DAFTAR PUSTAKA


























PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ikan dapat di definisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya bernapas dengan insang serta hidup dalam lingkungan air. Dalam klasifikasi taksobomik, ikan disatukan dalam kelas Pisces, bahkan beberapa ahli memasukkan dalam super kelas. Pengetahuam ikan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dilihat dari perkembangannya, pengetahuan tentang ikan merupakan hasil dari keingintahuan yang selalu ada pada diri manusia tentang alam dan dari kebutuhan manusia akan keterangan yang berkaitan dengan jenis ikan yang dimanfaatkan (Rahardjo dkk., 2011).
Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologi yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ disesuaikan menurut lingkungannya. Misalnya sebagai hewan air, baik itu diperairan laut menyebabkan ikan harus dapat mengetahui keberasaan kekuatan maupun dari arah arusnya, karenanya ikan dilengkapi dengan organ yang dikenal dengan linea lateralis. Organ ini tidak ditemukan pada hewan darat. Contoh lain, perbedaan konsentrasi cairan pada tubuh memaksa ikan melakukan osmoregulasi untuk mempertahankan konsentrasi pada cairan tubuhnya akibat difusi dan juga osmoregulasi (Fujaya, 2002).
Ikan ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung dengan air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air bergerak dengan menggunaka sirip untuk menjaga keseimbangan tuuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dalam keluarga hewan bertulang belakang /vetebrata ikan menempati jumlah terbesar hingga sekarang terdapat sekitar 25.000 spesies yang tercatat (Burhanuddin, 2014).
Ikan membutuhkan makanan yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Makanan alaminya terdiri atas berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di perairan serta berbagai jenis biota yang hidup di darat. Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanannya. Ikan tersebut dapat bertahan hidup jika terdapat jenis makanan yang disukainya. Jenis-jenis makanan yang dimakan sesuatu spesies ikan biasanya tergantung pada umur dan musim. Makanan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan suatu organisme. Makanan juga merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan luas penyebaran suatu spesies serta mengontrol besarnya suatu populasi. Suatu organisme dapat hidup, tumbuh, dan berkembang biak karena energi yang berasal dari makanannya (Adliah, 2012).
Ikan adalah hewan berdarah dingin buasanya dengan tulang punggung, insang dan sirip dan terutama bergantung pada air sebagai media dimana untuk hidup. Ikan yang paling banyak dari vertebrata dengan perkiraan sekitar 20.000 spesies baru-baru ini. Meskipun dugaan banyak sekitar 40.000 kebanyakan ikan yang berbentuk torpedo, namun ada juga yang bulat, ada yang datar dan ada juga membentuk sudut (Putri dkk., 2009).
Hidup secara bebas diperairan menyebabkan ikan bisa memakan apa saja yang ditemukan. Makanan tersebut dapat berupa lamun, zooplankton, zoobentos, ataupun ikan kecil lainnya. makanan yang dimakan oleh ikan dimanfaatkan langsung dalam siklus metabolisme hidupnya yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi, dan tingkat keberhasilan hidup ikan di perairan sehingga ketersediaan makanan di suatu perairan merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya populasi ikan di perairan tersebut. Persaingan dalam hal makanan, baik antara spesies maupun antara individu dalam spesies yang sama akan mengurangi persediaan makanan, sehingga yang diperlukan oleh ikan tersebut menjadi pembatas (Kurniaji, 2001).
Makanan bagi ikan dapat merupakan faktor yang menentukan populasi, pertumbuhan, dan kondisi ikan, Macam makanan satu spesies ikan tergantung pada umur, tempat, waktu, dan alat pencernaan dari ikan itu sendiri. Pakan ikan secara ekologis merupakan hal yang utama dalam mempengaruhi penyebaran ikan
khususnya ikan air tawar. Dengan mengetahui makanan atau kebiasaan makan satu jenis ikan dapat dilihat hubungan ekologi antara ikan dengan organisme lain yang ada di suatu perairan, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, saingan, dan rantai makanan. Makanan ikan adalah organisme hidup baik tumbuhan ataupun hewan yang dapat dikonsumsi ikan di habitatnya, dapat berupa tumbuhan (makrofita), algae, plankton, ikan, udang, cacing, benthos, dan serangga atau larva serangga. Urutan kebiasaan makanan ikan dikategorikan ke dalam tiga golongan yaitu pakan utama, pelengkap, dan tambahan (Puudjirahaji dkk., 2008).
Ikan Mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan Mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat disembulkan, bagian mulut dihiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang diantaranya kurang sempurna dengan warna badan yang sangat beragam ikan Mas memiliki keunggulan, yaitu dapat dikembangbiakkan hanya dengan perbaikan lingkungan atau manipulasi lingkungan dan kawin suntik (hipofisasi) (Kurniaji, 2011).
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) pada saat ini merupakan ikan air tawar yang paling tinggi produksinya dan sudah dibudidayakan di seluruh propinsi di Indonesia. Adapun ciri-ciri morfologi ikan mas adalah warna sisik hijau kehitaman dengan bagian perut berwarna putih, mata agak menonjol, gerakan lamban dan jinak, badan relatif paling pendek dari ras strain yang lain dengan punggung tinggi.  Sifat- sifat yang dimiliki oleh ikan mas adalah pertumbuhan cepat (Pudjirahaju dkk., 2008).
Tujuan Praktikum
            Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui cara makan Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam mengambil makanan dalam perairan.
2.    Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur kebiasaaan makan Ikan Mas (Cyprinus carpio).
3.    Untuk mengetahui jenis makanan yang terdapat pada usus Ikan Mas (Cyprinus carpio).

Manfaat Praktikum
            Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai sumber informasi tentang makan dan kebiasaan makan, jenis makanan yang dimakan oleh Ikan Mas (Cyprinus carpio) serta sebagai salah satu syarat masuk mengikuti praktikal  di Laboratorium Biologi Perikanan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.













TINJAUAN PUSTAKA


Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mas termasuk  ke dalam golongan family Cyprinidae. Ikan Mas memiliki tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan cairannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini tidak dapat hidup baik pada ketinggian 150-600 m di atas permukaan laut (dpl) dan pada suhu 250C-300C. Air serta bahan-bahan yang terkandung di dalamnya merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Air berpengaruh terhadap biota perairan, seperti ikan, udang, kerang, dan lain-lain (Yulvizar dkk., 2014).
Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.) termasuk kelas Pisces, Ordo Cyprinoidea, famili Cyprinidae dan Genus Cyprinus. Ikan Mas mempunyai bentuk badan agak panjang dan agak pipih, mulut dapat disembulkan dengan tipe terminal. Mempunyai 3 helai sungut yang menempel dirahang atas. Insang terletak tepat dilbelakang rongga mulut di dalam pharynx. Jumlah lengkung insang ada lima pasang. Tetapi hanya empat yang berfilamen insang. Kepala simetris, sisik berbentuk cycloid. Garis rusuk lengkap dan berada di atas dari sirip dada. Tidak memiliki jari-jari sirip yang keras. Jari-jari punggung yang kedua bergigi seperti gergaji. Warna tubuh ikan mas pada umumnya keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau, merah, dan biru belang. gelembung renang terbagi menjadi dua bagian, dan bagian yang belakang lebih kecil dari pada bagian yang depan (Burhanuddin, 2014).
Ikan Mas merupakan salah satu bioindikator yang memiliki sensitifitas yang tinggi pada pencemaran perairan. Sensitifitas tersebut dapat terlihat pada perubahan fisiologi ikan Mas tersebut ketika terjadi perubahan pada habitatnya. Perubahan fisiologis tersebut dapat terlihat melalui perubahan perilaku, struktur jaringan, ataupun aktifitas fisiologis lainnya. Selain itu, ikan Mas juga merupakan salah satu komuditas pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Mengkonsumsi ikan Mas yang terkontaminasi dengan bahan pencemar tentu akan memberikan dampak buruk bagi tubuh. Oleh karena itu, ikan mas dinilai cocok digunakan sebagai bioindikator untuk melihat dampak penggunaan terhadap pencemaran lingkungan perairan (Kurniaji, 2011).
Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid. Selain itu tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip, sirip punggung (dorsal) berukuran relatif panjamg dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir, yaitu sirip ketiga dan keempat, bergerigi. Letak permukaan sirip punggung bersebarangan dengan permukaan sirip perut (ventral), sirip dubur (anal) yang terakhir bergerigi. Linnea lateralis (gurat sisi) terletak di pertengahan tubuh, melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Adliah, 2012).
Ikan mas termasuk ke dalam golongan omnivora, dengan kecenderungan memakan organisme bentik, seperti insekta air, larva insekta, cacing, moluska dan zooplankton. Ikan mas biasanya menggali substrat dasar pada perairan yang keruh untuk mendapatkan makanannya. Zooplankton merupakan pakan alami ikan mas yang dominan terdapat didalam kolam dimana kepadatannya relatif tinggi. Ikan mas juga mampu memanfaatkan tangkai, daun-daunan dan biji-bijian baik tanaman air maupun darat. Ikan mas memiliki Habitat diperairan tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik pada ketinggian 150-600 m diatas permukaan laut (dpl) dan pada suhu 25o-30oC (Puudjirahaju dkk., 2008).
Spesies ikan Mas (Cyprinus carpio) masuk dalam genus Cyprinus dari famili Cyprinidae. Di berbagai tempat ikan mas disebut sebagai ikan tambra, raya atau ameh. Ikan memiliki bentuk badan memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed). Mulut dapat disembulkan terletak di ujung tengah (terminal). Mempunyai sungut dua pasang. Menurut beberapa ahli ikan, sungut inilah sebagai ciri pokok untuk membedakan ikan Mas koki (Carasius auratus) yang strainnya sudah banyak itu dengan ikan mas karper (Cyprinus carpio), yang mempunyai strain banyak juga. Sirip punggung panjang dengan bagian belakang berjari – jari keras. Letak permulaan sirip punggung ini berseberangan dengan permulaan sirip perut. Ikan mas mempunyai sisik relatif  tipe Cycloid, mempunyai garis rusuk yang lengkap berada pada pertengahan sirip ekor. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri dari tiga baris yang berbentuk graham (Maulana, 2012).

Makanan Ikan Mas (Cyprinus carpio).
            Jentik nyamuk terdiri dari kepala, toraks, dan abdomen, serta ada corong udara dengan pekten dan sekelompok bulu-bulu. Sepanjang hidupnya, jentik kebanyakan berdiam di permukaan air walaupun mereka akan berenang ke dasar kontainer jika terganggu atau sedang mencari makanan. Pada saat istirahat, jentik membentuk sudut dengan permukaan air. Umur rata-rata pertumbuhan mulai jentik sampai menjadi kepompong nyamuk berkisar antara 8-14 hari. Jentik mengalami empat masa pertumbuhan (Instar) yaitu instar I sampai instar IV (Utami dkk., 2012).
Ada dua faktor yang meransang ikan untuk makan. Pertama, faktor yang mempengaruhi motivasi internal atau pendorong ikan untuk makan, termasuk waktu, musim, intensitas cahaya, saat dan jenis makanan berakhir, suhu, dan ritme internal lainnnya. Kedua, adalah ransangan makan yang diterima oleh indera seperti bau, rasa, tampilan dan sebagainya. Gabungan kedua faktor tersebut menentukan kapan dan bagaimana ikan akan makan dan apa yang ingin dimakannnya. Ransangan visual yang mampu memicu ikan mencari makan dapat berupa gerak, warna, atau bentuk. Intensitas cahaya mempengaruhi gerak ikan dalam mencari makanan (Rahardjo dkk., 2010).
Makanan utama ikan mas adalah berupa tumbuh-tumbuhan air, cacing dan larva nyamuk. Rotifera dan kutu air juga cocok untuk makanan benih ikan ini maka ikan ini dapat digolongkan sebagai ikan omnivora dan diharapkan dapat diberikan makanan buatan atau makanan tambahan. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan berupa pakan alami maupun pakan buatan. Secara umum pakan ikan yang baik mengandung protein antara 20 – 40 %, lemak antara 5 – 14 % dan khusus untuk ikan omnivora kandungan karbohidratnya menghendaki sekitar 9% saja. Banyaknya pemberian pakan setiap harinya secara optimal adalah 30% dari berat tubuh (Adliah, 2012).
Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanannya. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan lama masa pengambilan sejumlah makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Adanya makanan di perairan selain terpengaruh berbagai oleh kondisi biotik seperti diatas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruangan luas permukaan (Utami dkk., 2012).
Kelompok makanan ikan yang dilihat dari banyaknya jenis makanan yang dimakan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu yang pertama yaitu makanan utama atau dasar yaitu makanan yang biasa atau umumnya dikomsumsi oleh ikan meliputi bagian terbesar dari yang terkandung di dalam lambung. Kedua, makanan sekunder atau tambahan yaitu makan yang sering ditemukan di dalam lambung ikan tetapi jumlahnya kecil atau sedikit. Ketiga, makanan pelengkap yaitu makanan yang jarang ditemukan di dalam lambung ikan bahkan tidak ditemukan di lambung (Maulana, 2012).
            Ikan pada umumnya akan mencari makanan yang jenis dan ukurannya sesuai dengan bentuk dan ukuran mulutnya. Apabila ikan tersebut bertambah besar maka ikan akan mengubah makanannya baik dalam ukuran maupun kualitasnya. Berdasarkan variasi tipe makanan yang dikonsumsi, ikan dibedakan menjadi euriphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit, dan monophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam. Makanan yang dimanfaatkan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk memelihara tubuh dan menggantikan organ-organ tubuh yang rusak, sedangkan kelebihannya digunkan untuk pertumbuhan (Putri dkk., 2009).
Kebiasaan Makan Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat dan lebih lanjut, bagaimana cara ikan memperoleh makanannya. Faktor-faktor yang menentukan suatu jenis ikan akan memakan suatu jenis organisme adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna, rasa, tekstur makanan dan selera ikan terhadap makanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh suatu spesies ikan adalah umur, tempat dan waktu. Makanan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan suatu organisme dan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan luas persebaran suatu spesies serta dapat mengontrol besarnya suatu populasi. Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang-biak karena adanya energi yang berasal dari makanannya (Kurniaji, 2001).
Setiap organisme membutuhkan energi untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, pemeliharaan, dan berkembangbiak yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya. Dari sejumlah makanan yang dimakan oleh ikan kurang lebih hanya 10% yang digunakan untuk tumbuh dan menambah beratnya, sedangkan yang selebihnya digunakan untuk tenaga atau memang tidak dapat dicerna. Hal ini juga berhubungan dengan sistem pencernaan yang terjadi dalam tubuh ikan. Secara umum, saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya terdiri dari hati dan kantong empedu. Di samping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan (Yulvizar dkk., 2014).
Usus mempunyai banyak variasi, berdasarkan kebiasaaan makanan ikan dapat ditentukan dari perbandingan panjang saluran pencernaannya dengan panjang total tubuhnya. Ikan herbivora memiliki saluran pencernaan yang panjang dan berkali lipat dibandingkan panjang tubuhnya dan makanan utamanya terdiri dari tumbuhan (pemakan tumbuhan), oleh karena itu ikan herbivora memiliki usus yang lebih panjang karena tumbuhan memerlukan waktu yang lama untuk dicerna. Sedangkan dengan ikan karnivora memiliki usus yang lebih pendek dan hanya memakan daging. Ikan omnivora memiliki kondisi fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan karnivora dan ikan herbivora yang makanannya terdiri dari tumbuhan dan hewan. Ikan omnivora mempunyai sistem pencernaan memiliki lambung dan usus yang pendek, tebal dan elastis (Burhanuddin, 2014).
Kebiasaan makanan adalah jenis, kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh suatu spesies ikan adalah umur, tempat dan waktu. Keberadaan makanan alami di alam sangat tergantung dari perubahan lingkungan, seperti kandungan bahan organik, fluktuasi suhu, itensitas cahaya matahari, ruang dan luas tempat pencarian makanan. Jadi ikan dengan spesies sama dan hidup di habitat yang berbeda, dapat mempunyai kebiasaan makanan yang tidak sama. Tidak semua macam makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat makanan oleh ikan antara lain yaitu ukuran makanan, warna makanan, dan selera ikan terhadap makanan (Utami dkk., 2012).
Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan ekologi diantara organisme diperairan tempat mereka berada, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi. Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan (Maulana, 2012).
Usus ikan berada diantara pilorik dan rectum. Fungsi usus selain sebagai organ untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Pada usus daerah penyerapan ini berkaitan dengan panjang usus, banyak lipatan usus jumlah mikrofili dan keberadaan pilorik. Panjang usus seringkali berkaitan dengan makanannya. Ikan-ikan herbivora umumnya mempunyai panjang usus beberapa kali lebih panjang dari panjang tubuhnya sedangkan ikan karnivora dan omnivora umumnya mempunyai panjang usus lebih pendek. Karena dengan memakan daging lebih mudah dicerna daripada serat tumbuhan. Selain panjang sebenarnya yang penting adalah area permukaan internal mukosa usus. Ikan  herbivora dan karnivor mempunyai villi yang tinggi sehingga daerah penyerapan makanan cukup luas (Rahardjo dkk., 2010).
Faktor yang mempengaruhi ikan mas salah satunya yaitu suhu. Suhu perairan sangat berpengaruh terhadap laju metabolisme dan proses-proses biologis ikan. Ikan memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan, dan resistensi terhadap penyakit. suhu ideal yang dibutuhkan belut, yakni 25-28oC. Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu juga mempengaruhi selera makan ikan. Ikan relatif lebih lahap makan pada pagi dan sore hari ketika suhu air berkisar antara 25-27 ºC (Puudjirahaju dkk., 2008).





PEMBAHASAN
Pertumbuhan ikan ditentukan oleh seberapa banyak pakan yang dikonsumsi, karena pakan tersebtu akan digunakan untuk proses biosintesis. Hal ini sesuai dengan Maulana (2012) yang menyatakan bahwa pada kondisi lingkungan yang optimal pertumbuhan ikan ditentukan oleh jumlah dan mutu pakan yang dikonsumsi. Pakan yang dikonsumsi untuk dapat digunakan dalam proses biosintesis yang menghasilkan pertumbuhan harus melalui proses pencemaan dan penyerapan pada saluran pencernaan terlebih dahulu. Dengan demikian kondisi saluran pencernaan memegang peranan penting dalam mengubah pakan (senyawa komplek) menjadi nutrien (senyawa sederhana) sebagai bahan baku dalam proses biosintesis tersebut. Adanya fakta bahwa proses pencernaan dan penyerapan berkaitan dengan panjang usus dan panjang usus pada ikan berkaitan dengan kondisi pakan (khususnya kandungan komponen yang sulit dicerna).
Bentuk mulut ikan mas adalah protaktil atau dapat disembulkan dan posisi mulut terminal. Bentuk gigi ikan mas adalah vilivorm. Dari bentuk gigi dan bukaan mulutnya dapat diektahui ikan mas omnivore. Hal ini sesuai dengan Putri dkk (2009) yang menyatakan bahwa organ pertama yang langsung berhubungan dengan makanan adalah mulut. Bentuk mulut ikan mas adalah proctactile dengan posisi mulut terminal. Ukuran bukaan mulut ikan sepat mas berkisar 1 cm dimana dilengkapi oleh gigi kecil yang disebut vilivorm. Berdasarkan bukaan mulut ikan bentuk gigi dapat diduga bahwa ikan ini termasuk ikan herbivor.
Baik buruknya pakan terkantung oleh ketesediaan zat makanan yang digunakan yang dapat diketahui dengan melihat bagian yang hilang dari penyerapan, pencernaan dan metabolism. Hal ini sesuai dengan Kurniaji (2001) yang menyatakan bahwa kualitas pakan ikan tergantung pada jumlah ketersediaan zat-zat makanan yang digunakan, yang dapat diketahui dari bagian yang hilang setelah pencernaan, penyerapan dan metabolisme. Salah satu cara mengukur efisiensi pakan bagi tubuh ikan adalah melalui kecernaan.
Pakan yang terdapat dalam lambung ikan sepat adalah jentik nyamuk. Selain jentik nyamuk, ikan mas juga memakan plankton. Ikan mas dapat menyaring plankton yang masuk. Hal ini sesuai dengan Yulvizar dkk (2014) yang menyatakan bahwa komposisi pakan alami ikan sepat terdiri atas kelompok fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Desmidiaceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, dan kelompok zooplankton yaitu Mastigophora, Sarcodina, Ciliata. Informasi ini tidak membedakan tingkat umur ikan mas untuk melihat kecenderungan komposisi pakan alaminya. Selain itu, dengan bentuk jari-jari insang yang ramping, panjang dan rapat berjumlah 11-14 buah maka ikan mas dapat menyaring plankton yang masuk, dan dengan panjang saluran pencernaan yang melebihi panjang tubuhnya (14,3-55,3 cm > 3,2-8,7 cm) membuktikan bahwa ikan mas bersifat herbivor.
Kebiasaan makan pada ikan dipengaruhi oleh ketersediaan, kelimpahan dan penyebaran makanan yang terdapat diperairan. Hal ini sesuai dengan Puudjirahaju dkk (2008) yang menyatakan bahwa perubahan pola makan dari waktu ke waktu diduga dipengaruhi oleh ketersediaan, kelimpahan dan penyebaran sumberdaya makanan yang ada di perairan tersebut. Adanya hubungan kesamaan jenis makanan diperkirakan disebabkan faktor fisiologis dan kondisi lingkungan seperti ketersediaan makanan dan musim. Seiring dengan pertumbuhan atau pertambahan panjang maka pola kebiasaan makannya juga akan berubah dan akan menambah luas relung makanannya.













KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.        Cara makan ikan mas berdasarkan tempat mengambil makanan di permukaan (floating feeder) untuk mengambil makanan berupa fitoplankton, tumbuhan air, seperti alga dan ikan ini akan mengambil makanan di dasar perairan (bottom feeder) dengam jenis makanan seperti lumut yang menempel pada bebatuan, cacing air, jentik nyamuk dan sisa-sisa makanan dan bahan organik.
2.        Berat dari makanan dalam usus ikan mas menggunakan metode gravimetric dan volumetric untuk mengetahui volume makanan dalam usus ikan mas.
3.        Jenis makanan yang terdapat dalam usus ikan sepat mas berupa plankton, jentik nyamuk dan bahan organik.
Saran
Saran penulis terhadap praktikum ini adalah sebaiknya praktikan lebih interaktif pada saat berjalannya praktikum, agar praktikum dapat terlaksana dengan baik dan efisien.
















DAFTAR PUSTAKA

Adliah, N. 2012. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Perspektif Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Usaha Limbung Mas Indah, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa). Universitas Hasanuddin, Makasar.

Burhanuddin, A. I. 2014. Ikhtiologi Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. ISBN : 978-602-280-616-5. Budi Utama : Yogyakarta.

Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kurniaji, A. 2011. Sistem Pernapasan Ikan. Universitas Haluoloe, Kendari.


Maulana,  R. A. 2012. Perubahan Kondisi Fisiologis Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Akibat Pengaruh Perbedaan Ukuran dan Suhu Lingkungan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Putri, F. E., G. F. Arddhiagung dan S. J. Nugroho. 2009. Kontraksi Otot Jantung Ikan. Institut Pertanian Bogor.

Puudjirahaju, A., Rustidja dan S. B.. Sumitro. 2008. Penelusuran Genotipe Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) strain punten gynogenetik. Jurnal ilmu-ilmu perikanan Indonesia. Vol 12 (1) : 13-19.

Rahardjo, M. F., D. S. Sjafei, R. Affandi dan Sulistiono. 2011. Iktiology. Lubuk Agung. Bandung.

Utami, D. P., I. Gumilar dan Sriati. 2012. Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) di Perairan Parigi Kabupaten Ciamis. Universitas Padjajaran, Sumedang.
Yulvizar, C., I. Dewiyanti dan C. N. Defira. 2014. Seleksi Bakteri Berpotensi Probiotik dari Ikan Mas (Cyprinus carpio) indigenous Jantho berdasarkan Aktivitas Antibakteri secara In Vitro. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. Vol 6 (2).



Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Kebiasaan makan pada ikan dipengaruhi oleh ketersediaan, kelimpahan dan penyebaran makanan yang terdapat diperairan. Hal ini sesuai dengan Puudjirahaju dkk (2008) yang menyatakan bahwa perubahan pola makan dari waktu ke waktu diduga dipengaruhi oleh ketersediaan, kelimpahan dan penyebaran sumberdaya makanan yang ada di perairan tersebut. Adanya hubungan kesamaan jenis makanan diperkirakan disebabkan faktor fisiologis dan kondisi lingkungan seperti ketersediaan makanan dan musim. Seiring dengan pertumbuhan atau pertambahan panjang maka pola kebiasaan makannya juga akan berubah dan akan menambah luas relung makanannya. Umpan Ikan Mas

    BalasHapus
  3. Harrah's Resort Atlantic City Casino Review - DRMCD
    Harrah's 남원 출장마사지 Resort Atlantic City Casino. The 서울특별 출장샵 gaming floor is the largest 거제 출장안마 on the Atlantic City 군산 출장샵 circuit. There are a total of 27 games 남원 출장샵 and 22 live table games,

    BalasHapus

Posting Komentar